Hati-hati, Memutihkan Kulit Bisa Memicu Terjadinya Kanker KulitHati-hati, Memutihkan Kulit Bisa Memicu Terjadinya Kanker Kulit
Perempuan Indonesia kebanyakan berkulit sawo matang. Justru kulit sawo matang ini yang aman dari kanker kulit. Memang kanker kulit bisa mengenai semua warna kulit, hanya saja kulit putih justru lebih rentan terhadap kanker kulit.
Nah, terkait kulit yang diputihkan tergantung bahan kimia apa yang dipakai. Selama ini yang menyebabkan kulit tampak lebih putih karena penggunaan produk yang mengandung hydroquinone. Dari penelitian, ternyata pemakaian jangka panjang hydroquinone ini bisa memicu timbulnya kanker kulit. Tapi memang butuh waktu.
Itu kenapa produk pemutih kulit harus melalui BPOM. Kalau kandungannya melebihi dosis tertentu, akan menimbulkan risiko kanker kulit. Bisa kalian baca penjelasan detail mengenai syarat kandungan pemutih kulit yang baik dan lolos izin BPOM dikutip di laman https://artikelfarmasi.com/.
Sehingga treatment memutihkan kulit seharusnya dilakukan oleh dokter yang berkompeten. Sekarang ini kan banyak salon-salon kecantikan yang menawarkan treatment memutihkan kulit. Kulit sawo matang itu justru yang aman karena melaninnya banyak. Melanin ini melindungi kulit dari sinar UV, dan perlindungan dari panas. Itu kenapa kanker kulit banyak dialami oleh mereka yang berkulit putih, karena melaninnya sedikit sehingga tidak terlalu kuat melawan paparan sinar ultraviolet.
Kanker kulit adalah salah satu jenis kanker yang paling umum di seluruh dunia. Kondisi ini terjadi Ketika sel-sel kulit mengalami pertumbuhan yang tidak terkontrol dan membentuk tumor ganas.
Ada dua jenis utama kanker kulit, yakni melanoma dan non-melanoma atau disebut karsinoma. Perbedaan paling jelas dari dua jenis kanker tersebut, ada pada jenis sel yang mengalami keganasan alias kanker.
Kanker kulit Non-Melanoma sendiri masih dibagi menjadi karsinoma sel basal, jenis kanker kulit yang berasal dari sel yang ada di bagian paling dalam dari lapisan kulit yang paling luar (epidermis). Dan karsinoma sel skuamosa, jenis kanker kulit yang berasal dari sel yang ada di bagian tengah dan paling luar dari epidermis.
Sedangkan melanoma adalah jenis kanker kulit yang berasal dari sel yang berfungsi untuk menghasilkan pigmen kulit atau melanosit. Kanker kulit melanoma lebih jarang terjadi dibandingkan dengan dua jenis lainnya. Namun demikian, jenis kanker tersebut bisa dibilang lebih berbahaya.
Kanker kulit disebabkan oleh mutasi atau perubahan genetik yang terjadi pada sel kulit. Penyebab perubahan tersebut belum dapat diketahui, tetapi dugaan kuat terjadi karena paparan sinar matahari berlebihan. Sinar ultraviolet bisa mengakibatkan kerusakan kulit dan memicu pertumbuhan abnormal pada sel kulit. Inilah yang selanjutnya meningkatkan potensi kanker.
Selain itu, masih ada beberapa kondisi lainnya yang turut berperan dalam meningkatkan risiko seseorang mengalami kanker kulit, salah satunya faktor internal. Ada pun kondisi yang termasuk dalam faktor internal, di antaranya ada riwayat kanker kulit dalam Keluarga.
Seseorang yang pernah mengalami kanker kulit memiliki risiko tinggi mengalami masalah kesehatan tersebut kembali. Risiko juga meningkat apabila terdapat anggota keluarga dengan riwayat penyakit kanker kulit.
Kemudian mereka yang juga berisiko adalah pemilik kulit putih, sepeti yang sudah dijelaskan di atas tadi.
Selanjutnya yang juga berisiko adalah mereka yang memiliki tahi lalat dalam jumlah banyak atau ukurannya lebih besar lebih berisiko mengalami kanker kulit.
Orang-orang dengan imunitas tubuh yang lemah juga sangat berisiko mengalami kanker kulit, misalnya pengidap HIV/AIDS dan kelompok orang yang mengonsumsi obat jenis imunosupresif.