Tag: Universitas Gadjah Mada

Mahasiswa UGM Inovasi Gula Cair Rendah KaloriMahasiswa UGM Inovasi Gula Cair Rendah Kalori

Mahasiswa UGM Inovasi Gula Cair Rendah Kalori

Mahasiswa Master of Public Health, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FKKMK UGM), Ns. Listi Sukmawati, S.kep, membuat inovasi gula cair rendah kalori. Adapun inovasi itu ialah Glucosweet. Tentu Glucosweet bisa menjadi alternatif pengganti gula berbahan tebu. Untuk bahannya ialah singkong dan diproduksi dengan menambahkan enzim alami 100 persen. Tak heran jika hal itu menjadikan Glucosweet dinilai baik dari sisi kesehatan karena memiliki kalori lebih rendah dibanding gula berbahan tebu. Memiliki tingkat kemanisan 2x dari gula pasir biasa, pemakaian Glucosweet diharapkan tidak terlalu banyak sehingga mampu mengurangi intake gula.

Ternyata, penggagas produk Glucosweet itu ialah penerima beasiswa Badan Kesehatan Dunia (WHO)-Tropical Disease Research (TDR) yang memang sudah sejak lama berkeinginan bisnis. Selain itu, ia juga menginginkan bisnis yang tetap sejalan dengan dunianya yaitu di bidang kesehatan masyarakat. Untuk itu ia melakukan studi literatur serta menjalankan berbagai diskusi terkait gula yang rendah kalori dari bahan yang ketersediaannya melimpah di Indonesia. Keinginan yang kuat pada akhirnya membawanya berjumpa dengan teman-temannya yang hingga kini bergabung dengan timnya yang kemudian berfokus mengembangkan gula cair berbahan baku singkong. Sedang lahirlah brand bernama Glucosweet, brand yang memang diharapkan memberi pilihan dan manfaat bagi masyarakat menyangkut soal makanan dan minuman sehat. “Kalau pernah mencoba rasanya lezat dan nyaman di tenggorokan, makanya membuat Glucosweet sangat sesuai untuk digunakan di berbagai produk olahan makanan dan minuman,” ujarnya dikutip dari laman UGM, Jumat (23/6/2023).

Arifin Senang Bisa Kuliah Gratis di UGM, Dulu Anak Korban Tsunami Aceh

Pada 2004 silam, di Aceh terjadi bencana tsunami yang dahsyat. Banyak warga yang jadi korban hingga kehilangan tempat tinggalnya. Seperti halnya yang dialami Muhammad Arifin Ilham (18). Ia lahir tiga bulan usai tsunami Aceh 2004. Orangtuanya kehilangan rumah karena rata dengan tanah akibat terkena terjangan tsunami. Hingga mengharuskan Arifin dan kedua orangtuanya tinggal di barak pengungsian. Meski demikian, kini Arifin bersyukur bisa kuliah di salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia yakni di Universitas Gadjah Mada (UGM).

Bahkan ia menjadi penerima UKT Pendidikan Unggul bersubsidi 100% (UKT 0) dari UGM sehingga dibebaskan dari biaya kuliah hingga 8 semester. Tidak hanya itu saja, Arifin juga menjadi kandidat penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) dari pemerintah. Hidup di lingkungan sederhana Melansir laman smkn5-tng.com, Senin (10/7/2023), Arifin masuk Universitas Gadjah Mada melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2023 di Prodi Ilmu Hubungan Internasional FISIPOL. Arifin merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Mukhlis (46) dan Afrianti (40) asal Desa Lamgeu eu, Peukan Bada, Aceh Besar. Sang ayah menjadi satu-satunya tulang punggung keluarga yang setiap harinya menjalankan usaha toko kelontong. Dari usahanya itu, pendapatan yang dihasilkan setiap bulannya rata-rata Rp 1 juta sampai Rp 1,5 juta dan itu untuk menghidupi keluarga besarnya. Maka tak heran jika sejak kecil Arifin hidup dan tumbuh di lingkungan sederhana. Bahkan, di awal kehidupannya dijalani di barak pengungsian.